Perbedaan QA dan QC dalam Sistem Manajemen
Dalam dunia industri, menghasilkan produk dengan level kecacatan yang minimum tentu menjadi orientasi utama. Bagi Anda yang berkeinginan berkecimpung di kedua bidang ini, maka Anda wajib mengetahui letak perbedaan QA dan QC dengan saksama.
Kedua hal ini berkaitan erat dengan pemenuhan tingkat kepuasan pelanggan. Sebagai konsekuensinya, mulai dari pengadaan bahan baku hingga proses produksi harus terkontrol dengan baik. Dengan begitu peran Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC) menjadi sangat membantu bagi industri.
Baca juga: Presisi dan Akurasi dalam Sains, Apa Bedanya?
Perbedaan QA dan QC
Kedua hal ini seringkali digunakan sebagai istilah yang saling menggantikan, padahal nyatanya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Hal ini terjadi karena QA dan QC merupakan aspek yang saling berkaitan sebagai bagian dari manajemen mutu (quality).
Perbedaan QA dan QC terletak pada fokusnya. QA berfokus pada proses pengelolaan mutu sedangkan QC berfokus pada verifikasi mutu produk dan perbaikannya.
Berangkat dari definisi yang tercetuskan oleh International Organization for Standardization (ISO 9000) berikut adalah definisi yang menjadi dasar perbedaan quality assurance dan quality control.
- Quality Assurance adalah bagian dari manajemen mutu yang berfokus pada pada pemberian jaminan bahwasanya persyaratan mutu akan dipenuhi.
- Quality Control adalah bagian dari manajemen mutu yang berfokus pada pemenuhan persyaratan mutu.
Baca juga: Pengertian Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Laboratorium Uji
QA: Mencegah kecacatan produk
Fokus utama quality assurance ada pada mencegah kecacatan produk. Staf QA berperan dalam memantau dan memverifikasi bahwasanya proses atau segala aktivitas yang diterapkan dalam pembuatan produk perusahaan tetap efektif.
Proses oleh QA bersifat proaktif dan preventif dalam menemukan kesalahan dan fatalitas dalam keseluruhan aktivitas produksi. Oleh karenanya, proses oleh QA ini sangatlah penting sebab dapat meminimalisasi adanya kecacatan pada produk.
QC: Identifikasi kecacatan produk
Fokus utama quality control terletak pada mengidentifikasi kecacatan produk lalu memperbaikinya. Staf QC pada suatu perusahaan berperan dalam memastikan bahwasannya pendekatan, teknik, metode, dan proses yang dirancang untuk suatu proyek dapat berjalan dengan benar sesuai pedoman yang ditetapkan oleh bagian quality assurance.
Fungsi pemantauan dan verifikasi juga menjadi tanggungjawab seorang staf quality control di suatu perusahaan untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi standar mutu yang sudah perusahaan tentukan. Proses pada quality control bersifat reaktif dan detektif dalam menemukan kecacatan, sehingga implementasinya terjadi setelah proses oleh QA berlangsung.
Tinjauan Beberapa Aspek dalam Perbedaan QA dan QC
Aspek | QA | QC |
Objektivitas | Mencegah kecacatan dan kesalahan | Mengidentifikasi dan memperbaiki kecacatan |
Sifat kerja | Teknik preventif dan proaktif | Teknik korektif dan reaktif |
Orientasi | Proses (berhubungan langsung dengan aktivitas dalam pembuatan produk yang sistematis dan terencana) | Produk (berhubungan dengan operasional dan teknik yang digunakan untuk memeriksa dan memastikan bahwa persyaratan mutu telah terpenuhi) |
Lingkup kerja | Membuat dan mengelola sistem manajemen (proses, strategi, kebijakan) dan penetapan standar yang wajib diikuti selama proyek berlangsung | Mengikuti pedoman yang telah ditetapkan ketika keberlangsungan proyek dan proses produksi agar dapat memverifikasi mutu, mengidentifikasi kecacatan dan memperbaikinya |
Lingkup tanggungjawab | Semua individu yang terlibat dalam pengembangan produk ataupun layanan | Tim tertentu yang berperan dalam pengujian produk ataupun layanan untuk pemeriksaan kerusakaan dan perbaikannya |
Mengapa Harus Ada QC Setelah QA?
Mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya, bagaimana jika QC kita hilangkan dan hanya ada QA. Jika perusahaan telah menaati dan mengikuti seluruh pedoman proses, kebijakan, dan standar dengan benar dan secara menyeluruh, mengapa masih harus berlanjut ke proses oleh QC?
- QC hanya meninjau akhir, sedangkan QA meninjau lebih dalam. Tujuan QC yaitu mendeteksi dan memperbaiki masalah sedangkan QA mencegah masalah tersebut terjadi.
- Proses QA tidak menjamin mutu. QA hanya sebatas memastikan bahwasanya keseluruhan proses telah diikuti agar dapat menjamin mutu.
- QA dan QC merupakan bagian dari manajemen mutu yang sekaligus merupakan kolaborasi teknik yang kuat. Dua bagian tersebut penting dalam memastikan bahwasanya produk yang sampai ke tangan pelanggan berkualitas tinggi dan telah memenuhi ekspektasi.
Manfaat Adanya QA dan QC
a. Konsistensi produk
Proses inspeksi mulai dari bahan baku dapat menjaga konsistensi mutu produk sebab sejak awal sebelum memasuki proses produksi telah memenuhi standar yang sudah perusahaan tetapkan.
b. Efisiensi biaya
QA mencegah adanya permasalahan dalam mutu sejak awal dan mencegah kesalahan lainnya sehingga dapat menekan biaya perbaikan.
c. Menjaga kepercayaan pelanggan
Menjalani keseluruhan proses QA dan QC dapat meningkatkan mutu dari produk akhir suatu manufaktur. Hal ini tentu akan meningkatkan respon positif dari pelanggan sehingga tingkat kepercayaan terhadap bisnis tersebut juga akan meningkat.
Kesimpulan
Perbedaan QA dan QC yang paling mendasar ialah QA berfokus pada proses sedangkan QC berfokus pada produk. Efektivitas sistem manajemen mutu yang baik dapat berkontribusi pada keberhasilan suatu produk dalam hal pemenuhan ekspektasi pelanggan.
Limbah yang dapat lebih tereliminasi akibat minimumnya perbaikan untuk mengatasi masalah demi ekspektasi pelanggan juga menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Lebih jauh lagi, tingkat kepuasan pelanggan yang lebih besar pun secara otomatis berdampak baik pada kemajuan bisnis perusahaan.