aturan keputusan
29 Juni 2022 Oleh Prima Nursyami 4

Aturan Keputusan dan Kesesuaian Persyaratan dalam Pelaporan

Pelaporan hasil uji laboratorium tidak lagi “sederhana”. Dahulu laporan hasil uji bisa dengan mudah kita nyatakan lulus atau gagal ketika kita bandingkan dengan persyaratan. Kini, sejak hasil laporan kita nyatakan dalam sebuah rentang ketidakpastian, maka aturan keputusan dan kesesuaian persyaratan menjadi tidak lagi sederhana.

Dahulu, ketika misalnya ada batas atas regulasi 20 mg/L, sedangkan kita memiliki angka hasil pengukuran sebesar 19 mg/L, maka kita akan menyatakan dengan cepat bahwa hasil pengukuran lulus. Namun saat ini ISO/IEC 17025:2017 mengharuskan laporan tersaji dengan angka ketidakpastiannya.

Angka hasil pengukuran dengan rentang ketidakpastian akan berpengaruh terhadap cara kita mengevaluasi. Seandainya hasil pengukuran tadi memiliki nilai ketidakpastian 2, maka rentang hasil pengujian ada di dalam rentang (17-21) mg/L. Nah pasti Anda bisa mulai merasakan masalahnya.

Dengan adanya hasil pelaporan yang berupa rentang, bisa jadi batas persyaratan beririsan di dalam hasil pengukuran yang berupa rentang. Seperti yang Saya contohkan sebelumnya. Hasil pengukuran (17-21) mg/L, sedangkan batas regulasinya 20. Jika begini, hasil uji bisa kita nyatakan lulus atau gagal? Dengan adanya kemungkinan ini maka kesimpulan tidak bisa hanya kita bagi menjadi gagal atau lulus saja.

ilustrasi hasil pengukuran
Gambar 1. Ilustrasi hasil pengukuran (dari KAN Pd-01.01)

Dari gambar 1 kita bisa mendapatkan ilustrasi. Pengukuran A terjadi ketika kondisi hasil pengujian yang kita nyatakan dalam rentang ketidakpastian berada di dalam rentang keberterimaan batas atas dan bawah. Hal ini, jika terjadi tidaklah menjadi masalah. Namun jika kondisi pengukuran terjadi seperti pengukuran B yang terdapat pada gambar 1, maka bisa menjadi “bermasalah”.

Penggunaan Guard Band di Dalam Batas Keberterimaan

Untuk mengatasi kemungkinan membuat keputusan kesesuaian yang tidak benar, maka penggunaan guard band sangat disarankan. Guard band sendiri adalah faktor keamanan yang kita gunakan dalam proses keputusan pengukuran dengan mengurangi batas spesifikasi pada limit yang dapat kita terima dan sesuai harapan.

Guard band atau pita pengaman, nilainya kita peroleh dari batas toleransi/ tolerance limit (TL) kurang batas keberterimaan/acceptable limit (AL); dimana w=TL-AL.

Jika hasil pengukuran berada di bawah batas keberterimaan (AL), maka pengukurannya bisa kita terima sesuai dengan spesifikasi. Namun jika ada di luar batas keberterimaan, perlu kita evaluasi sebelum kita simpulkan.

Ilustrasi hasil pengukuran dan batas keberterimaan dengan guard band
Gambar 1. Ilustrasi hasil pengukuran dan batas keberterimaan dengan guard band (dari KAN Pd-01.01)

Guard band sebetulnya bisa sama dengan nol, w=0. Jika kita gunakan persyaratan seperti ini maka keberterimaan bisa kita sebut dengan istilah keberterimaan sederhana (simple acceptance).

Keberterimaan sederhana identik juga dengan “risiko bersama (shared risk)”. Karena jika ada kasus ketika hasil pengukuran tepat berada pada batas toleransi, dengan asumsi distribusi normal simetris pengukuran, maka kondisi gagal diterima atau lulus ditolaknya berada pada kemungkinan 50%.

Penentuan guard band, entah guard band, w=0 atau misalnya w=3U akan berpengaruh kepada kemungkinan salah yang diterima (probability of false accept/PFA). Semakin besar w maka PFA akan semakin kecil. Secara teori, jika w=3U atau 3 kali dari nilai estimasi pengujian, maka PFA akan lebih kecil dari 1ppm.

Maksudnya, kemungkinan terjadinya PFA jika kita gunakan w=3U adalah hanya kurang dari 1 banding satu juta. Jika kita gunakan guard band, w=0 maka kemungkinan PFA akan naik menjadi <50%. Secara rinci Saya uraikan pada gambar 3.

Kemungkinan PFA Berdasarkan Guard Band
Gambar 3. Kemungkinan PFA Berdasarkan Guard Band

Aturan Keputusan dan Kesesuaian Persyaratan dapat Berupa Biner atau non-Biner

Biner yaitu sistem bilangan basis dua atau sistem penulisan angka dengan menggunakan lambang 0 dan 1. Sistem biner sudah biasa kita lakukan sejak lama dan lebih umum kita kenal dalam dunia komputasi digital.

Dalam Aturan keputusan dan kesesuaian persyaratan, biner adalah kondisi ketika kesimpulan ada dua pilihan “pass/lulus” atau “fail/gagal” saja. Kondisi biner pun bisa kita gunakan saat guard band, w=0 ataupun saat guard band tidak sama dengan nol.

Sedangkan pada kondisi non biner, dalam menentukan keputusannya terdapat pilihan lain selain “pass/lulus” atau “fail/gagal”, yaitu pilihan “conditional/bersyarat” seperti lulus bersyarat atau gagal bersyarat.

Menentukan Aturan Keputusan dan Kesesuaian Persyaratan

Klasifikasi Metode Aturan Keputusan Biner/non-Biner Berdasarkan Guard Band
Gambar 4. Klasifikasi Metode Aturan Keputusan Biner/non-Biner Berdasarkan Guard Band

Mungkin terdapat pertanyaan yang muncul di benak kita, aturan keputusan seperti apa yang harus kita gunakan? Apakah dengan kondisi biner atau non-biner? Atau mungkin ada pertanyaan lain, yaitu apakah ada aturan khusus untuk kita menentukan aturan keputusan?

Metode aturan keputusan tidaklah secara detail diatur di dalam ISO/IEC 17025:2017 ataupun di dalam aturan turunannya. Termasuk aturan yang KAN turunkan dalam KAN Pd-01.01. Terkait dengan KAN Pd-01.01, terdapat beberapa aturan yang perlu kita simak yaitu sebagai berikut:

  • Permintaan pernyataan kesesuaian harus datang dari pelanggan.
  • Laboratorium penguji harus memberikan pernyataan kesesuaian jika ini diperlukan untuk menginterpretasikan hasilnya.
  • Pada seluruh kasus, aturan keputusan mesti kompatibel dengan persyaratan pelanggan, regulasi atau standar. Aturan ini perlu disetujui dan didokumentasikan, sebelum memulai pekerjaan.
  • Aturan keputusan yang disepakati digunakan untuk pernyataan kesesuaian harus secara jelas terdokumentasi di dalam laporan pengukuran.

Dari poin keempat bisa kita ambil satu jawaban atas pertanyaan sebelumnya. Bahwa aturan keputusan yang kita gunakan dalam pelaporan bisa apapun, namun harus sudah kita sepakati dengan pelanggan. Aturan yang kita gunakan nantinya harus kita dokumentasikan di dalam laporan hasil uji atau kalibrasi.

Aturan keputusan dan kesesuaian persyaratan sangat terkait dengan guard band. Oleh karena itu, tentu saja guard band perlu kita pahami secara lebih mendalam. Untuk lebih mudah dalam memahami, Saya membuat klasifikasi seperti gambar 4, yaitu aturan keputusan biner atau non-biner berdasarkan guard band, yaitu guard band, w=0 dan guard band tidak sama dengan nol.

Keberterimaan Sederhana dengan Zero Guard Band

Pada keberterimaan sederhana, guard band tidak kita gunakan. Atau guard band, w=0. Hasil pengukuran yang kita laporkan jika kita menggunakan aturan keputusan ini adalah secara biner, lulus dan gagal saja (ilustrasi pada gambar 5), yaitu sebagai berikut:

  • Pass/Lulus : Keberterimaan berdasarkan keberterimaan sederhana; hasil pengukuran di bawah batas keberterimaan, AL = TL. Nilai terukur peralatan teramati dalam spesifikasi pada poin yang kita uji. Risiko keberterimaan salah spesifik hingga 50% untuk pengukuran di dekat toleransi;
  • Fail/Gagal : Penolakan berdasarkan hasil pengukuran jika berada di atas batas keberterimaan, AL = TL. Satu atau lebih nilai terukur dari peralatan teramati berada di luar spesifikasi pada poin yang kita uji. Risiko penolakan salah spesifik hingga 50% untuk pengukuran di dekat toleransi.
Ilustrasi Aturan Keputusan Sederhana
Gambar 5. Ilustrasi Aturan Keputusan Sederhana

Pernyataan Biner dengan Guard Band

Walaupun guard band tidak sama dengan nol, hasil pengukuran bisa tetap menggunakan sistem biner. Dengan guard band tidak sama dengan nol, maka nilai keberterimaan (AL) pasti akan lebih kecil daripada batas toleransi (TL). Jika kondisi seperti ini, maka hasil pengukuran kita laporkan sebagai berikut:

  • Pass/Lulus : Keberterimaan berdasarkan Guard Band; hasil pengukuran berada di bawah batas keberterimaan, AL = TL – w;
  • Fail/Gagal : Penolakan berdasarkan Guard Band; jika hasil pengukuran di atas batas keberterimaan, AL = TL – w.
Ilustrasi Aturan Keputusan Biner pada Guard Band Tidak Sama dengan Nol
Gambar 6. Ilustrasi Aturan Keputusan Biner pada Guard Band Tidak Sama dengan Nol

Pernyataan Non-Binary dengan Guard Band

Pernyataan non biner tentu saja bisa kita gunakan jika guard band tidak sama dengan nol. Pada kondisi ini maka hasil pengukuran kita laporkan sebagai berikut:

  • Lulus : hasil pengukuran berada di bawah batas keberterimaan, AL = TL – w;
  • Lulus bersyarat : hasil pengukuran berada di dalam guard band dan di bawah batas toleransi, dalam interval [TL – w; TL];
  • Gagal bersyarat : hasil pengukuran berada di atas batas toleransi tetapi di bawah batas toleransi ditambah Guard Band, dalam interval [TL; TL + w];
  • Gagal : hasil pengukuran berada di atas batas toleransi tambah Guard Band, TL + w.
Ilustrasi Aturan Keputusan non-Biner dengan Guard Band
Gambar 7. Ilustrasi Aturan Keputusan non-Biner dengan Guard Band

Kesimpulan

Penentuan guard band merupakan hak dari pelanggan yang akan laboratorium setujui, atau sebaliknya. Bagaimanapun aturan keputusan dan kesesuaian persyaratan yang akan kita gunakan, harus terlebih dahulu pelanggan sepakati sebelum pengujian mulai.

Tidak ada aturan spesifik yang harus laboratorium gunakan dalam hal ini. Dalam dokumen KAN Pd-01.01 pun hanya terdapat uraian terkait bagaimana laboratorium bisa menentukan aturan keputusan dan kesesuaian persyaratan.

Penting juga bagi laboratorium untuk terlebih dahulu memahami konsep ketidakpastian pengukuran. Karena tidak ada aturan keputusan jika tidak ada hasil pengujian atau kalibrasi yang memiliki rentang ketidakpastian.

AhliLaboratorium tentu saja sangat terbuka untuk berdiskusi atau memberikan pelatihan terkait. Seperti yang telah berlangsung pada tanggal 23-25 Juni 2022, AhliLaboratorium bersama dengan Laboratorium Lingkungan Kabupaten Ketapang telah menyelanggaran In House Training terkait dengan estimasi ketidakpastian dan aturan keputusan. Pelatihan yang telah diselenggarakan tersebut diakui oleh para peserta telah membuka banyak wawasan yang baru.

Dokumentasi IHT Bersama Laboratorium Lingkungan Kabupaten Ketapang
Gambar 8. Dokumentasi IHT Bersama Laboratorium Lingkungan Kabupaten Ketapang

Baca juga: Konsep Ketidakpastian Pengukuran di Laboratorium Berdasarkan ISO