Pengertian Titrasi (Yakin Sudah Kenal dengan Titrasi?)
Titrasi merupakan metode yang sangat mendasar dalam kimia analisis. Dalam artikel ini kita membahas titrasi mulai dari sejarahnya, jenis-jenis titrasi hingga cara menentukan titik akhir. Lalu, pengertian titrasi itu apa sih? Untuk mengingatkan kembali, titrasi itu adalah salah suatu metode analisis untuk menentukan konsentrasi suatu larutan secara volumetri.
Untuk melakukan titrasi kita butuh titran atau larutan yang belum kita kketahui konsentrasinya, buret, wadah sampel (umumnya menggunakan erlenmeyer), pereaksi atau titrator (larutan standar yang sudah kita ketahui konsentrasinya).
Pengertian titrasi dan sejarahnya
Titrasi berasal dari Bahasa Latin, titulus yang berarti prasasti atau gelar. Ada juga yang bilang dari Bahasa Prancis titer yang berarti rangking atau peringkat.
Secara definisi, titrasi atau titrimetri adalah metode analisis kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu analit berdasarkan pengukuran volume. Nah karena volume memainkan peran penting dalam titrasi, metode analisa satu ini juga banyakyang nyebut analisis volumetri. Banyak kan namanya? Itu nama apa duit Raffi Ahmad?
Analisis volumetri atau titrasi atau titrimetri –ya terserah kalian mau pake yang mana, terseraahhh- pertama kali ditemukan di Prancis pada abad ke 18. Jadi titrasi ini kan pake buret ya, orang pertama yang ngembangin buret adalah Francois-Antoine-Henri Descroizilles pada tahun 1791. Bentuk buretnya mirip gelas ukur.
Tahun 1824, Joseph Gay Lussac mengembangkan bentuk buretnya Pak Francois dengan menambahkan lengan samping. Beberapa tahun kemudian Karl Mohr mengembangkan buret dengan memasang tip pada bagian bawah dan klem serta menulis buku teks pertamanya yang berjudul Buku Teks Metode Titrasi Kimia Analitik yang terbit pada tahun 1855.
OK, mau tahu lebih lanjut soal prosedur titrasi? Lets talk.
Kita harus nyiapin wadah untuk analit (larutan yang belum kita ketahui konsentrasinya), bisa pake erlenmeyer, bisa pake gelas piala (beaker glass). Nah analit yang ada di dalam wadah tersebut, harus kita tambahkan indikator (misalnya: fenolflalein). Oke kita bahas larutan indikator titrasi lain kali ya. Wadah yang sudah berisi analit dan indikator ini, kita letakkan di bawah buret. Buretnya berisi larutan yang sudah kitaketahui konsentrasinya. Larutan di dalam buret ini bisa disebut juga titrator.
Udah lengkap semuanya? Selanjutnya gampang. Tinggal buka cerat buret sedikit demi sedikit, sehingga titrator menetes perlahan ke dalam wadah yang berisi analit. Pertahankan posisi ini sampai warna analit berubah. Warna analit yang berubah menunjukkan bahwa titrasi sudah sampai di titik akhir titrasi.
Titik akhir titrasi adalah kondisi ketika titrasi harus kita hentikan. Artinya tidak boleh ada lagi titrator yang menetes ke analit karena larutan sudah ekivalen.
Coba tebak, kalo titrasinya udah kecapai, terus ngapain? Ya pulang lah! Engga. Bukan pulang. Bercanda doang. Kalo titik akhir titrasi sudah tercapai, waktunya kita pake rumus untuk mencari konsentrasi analit.
Bingung gak? Begini keterangannya:
C1 : Konsentrasi Analit
C2 : Konsentrasi Titrator
V1 : Volume Analit
V2 : Volume Titrator yang menetes ke analit
Beberapa contoh jenis titrasi
- Titrasi Asam Basa: Titrasi ini adalah titrasi yang paling umum diketahui sama anak anak sekolahan. Soalnya paling gampang banget buat dipraktekin. Yang harus kita lakuin ya milih titrator yang beda pH (derajat keasaman) sama analit. Kalo analitnya asam kuat, titratornya jangan asam kuat juga. Sampe hujan berlian turun juga ga bakal selesai titrasinya. Seengganya kalo analitnya asam kuat, titratornya basa kuat atau basa lemah. Berlaku juga untuk sebaliknya. Nah pemilihan larutan indikator sangat berperan di titrasi ini.
- Titrasi Redoks: Titrasi ini beda sama titrasi asam basa yang kita bahas tadi. Bedanya, titrasi ini bukan berdasarkan pH, tapi atas dasar reaksi reduksi-oksidasi antar reduktor dan oksidator. Uniknya, beberapa titrasi golongan ini ga perlu indikator.
- Titrasi Fasa Gas: Seperti namanya, titrasi ini dilakukan dalam bentuk fasa gas. Loh emang ada ya? Ada! Ya titrasi ini contohnya.
- Titrasi Kompleksometri: Titrasi ini dilakuin atas dasar pembentukan kompleks analit sama titrator. Secara umum, titrasi ini butuh indikator sebagai tanda tercapainya titik akhir titrasi.
- Asai: Titrasi ini termasuk dalam titrasi biologi. Nah titrasi ini dilaksanain buat menentukan konsentrasi virus atau bakteri. Duh jadi inget pandemi.
Ya begitulah yang namanya titrasi atau titrimetri. Dari etimologi, sejarah, prosedur, dan lain lain sampe ke macem macem titrasi. EITS! Tapi kami masih belum selesai bahas titrasi. Jadi buat kalian, stay tune di blog Ahli Laboratorium ya, karena banyak hal yang bisa nambah pengetahuanmu di sini. So, see you.
Baca juga: Pengertian, Fungsi dan Cara Membaca Buret yang Benar